Kamis, 06 Januari 2011

FARMAKOLOGI

www.stikeshangtuah-sby.ac.id




       DEWI INDAH PUSPA RINI
STIKES HANG TUAH SURABAYA
091.0014
                    PRODI S1/2B



OKSITOSIK
Atau
UTEROTONIKA


Pengertian Uterotonika :

*      Obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim/uterus
*      Uterotonik banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, penegndapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.
*      Uterus dipersarafi oleh saraf kolinergik dari saraf pelvik,adrenergik dari ganglion mesenterik inferior, dan ganglion hipogastrik.
*      Miometrium merupakan alat kontraksi, terjadi spontan dan teratur pada masa pubertas. 
*      Respon uterus berbeda tergantung: spesies, pubertas (makin dewasa makin nyata), hamil (makin aterm makin nyata)
*      Mineral yang berpengaruh adalah: Na dan Ca.
Respon terhadap uterus bertingkat → mulai kontraksi uterus , ritmis sampai tetani
Anatomi Fisiologi Uterus



Obat-obat uterotonika :
*      Metergin merupakan alkaloid ergot, berasal dari Claviceps purpurea, jamur parasit pada gandum.
*      Oksitosin hormone peptide merupakan yang disekresi olah pituitary posterior yang m,enyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
*      Misoprostol merupakan suatu analog prostaglandin. Elsintetik yang menghambat sekresi asam lambung dan menaikkan proteksi mukosa lambung.

Alkaloid ergot
ü  Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 Kelompok : (1) alkaloid as amino (ergotamin), (2) derivat dihidro alkaloid as amino (dihidro ergotamin), (3) alkaloid amin (ergonovin)
ü  Ergot mengandung: alkaloid ergot dan zat lain ( karbohidrat, gliserida, steroid, asam amino, amin, basa amonium kuaterner)
ü  Keracunan ergot dapat menyebabkan abortus
ü  Batas kontaminasi gandum oleh ergot adalah: < 0,3%
ü  Alkaloid pertama yang ditemukan adalah: ergotoksin merupakan campuran: ergokristin, ergokornin, alfa ergokriptin dan beta ergokriptin
ü  Ergotamin merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino
ü  Uterotonika yang larut air : ergonovin (ergometrin)
ü  Farmakokinetik :
      Ergotamin diabsorpsi secara lambat dan tidak sempurna melalui saluran cerna.
      Obat ini mengalami first pass metabolism sehingga kadar dalam darah sangat rendah
      Peak level dicapai dalam 2 jam. Pemberian bersama kafein akan meningkatkan absorpsi

ü  Farmakokinetik
      Dosis efektif IM adalah 1/10 dosis peroral, tp absorpsi lambat, sekitar 20 menit
      Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh dlm waktu 5 menit.
      Ekskresi 90 % melalui empedu.
      Sebagian kecil obat yg tidak dimetabolisme diekskresikan melalui urine dan feses
      Metabolisme dan ekskresi ergonovin berlangsung lebih cepat dari pada ergotamin.

ü  Farmakodinamik
Efek pada uterus:
·         Semua alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
·         Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
·         Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
·         Sediaaan ergot paling kuat: ergonovin

Efek Kardiovaskuler:
·         Menyebabkan vasokontriksi perifer
·         Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
·         Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak berefek (dihidroergotoksin)
Efek Arkaloid Ergot

Efek Samping Ergot
·         Toksik keracunan akut dan kronik
·         Paling toksik ergotamin
·         Gx keracunan: mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
·         Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
·         Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas

ü  Indikasi
v  Indikasi oksitosik
(1) Induksi partus aterm, (2) Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan, (3) Merangsang kontraksi uterus setelah operasi caesar maupun operasi uterus lain, (4) Induksi abortus terapeutik,    (5) Uji oksitosin, (6) Menghilangkan pembengkakan payudara.

v  Pengobatan migren
v  Migren etiologinya multifaktor (emosi, stress fisik, diet, hormonal)
v  Pemberian analgesik perlu dicoba dulu sebelum ergotamin (toksik)
v  Ergotamin menghilangkan 95% migren dan 15% sakit kepala lainya
v  Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM

ü  Kontra indikasi
v  Penderita sepsis
v  Penyakit pembuluh darah : arteritis, arteriosklerosis, koroner, tromboflebitis.
v  Wanita hamil 
v  Penyakit hati dan ginjal

ü  Efek Samping
Ø  Alkaloid ergot sangat toksik
Ø  Ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksis
Ø  Dosis besar dapat menyebabkan mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar.
Ø  Keracunan dapat terjadi dengan dosis 26 mg per oral selama beberapa hari atau 0,5 – 1,5 mg parenteral.
Ø  Toksisitas ergonovin ¼ kali alkaloid asam amino

ü  Terapi ergotisme
§  Penghentian pengobatan
§  Pemberian terapi simptomatis : mempertahankan aliran darah ke jaringan : antikoagulan, na nitroprusid (vasodilator kuat)
§  Atropin atau antiemetik gol fenotiazin untuk menghilangkan mual dan muntah
Kalsium glukonat untuk menghilangkan nyeri otot.
ü  Sediaan
o   Ergotamin tartrat : tablet oral 1 mg, tablet sublingual 2 mg, lar obat suntik 0,5 mg/ml dalam ampul 1 ml.
o   Ergonovin maleat : suntikan 0,2 mg/ml, tablet 0,2 mg, disimpan pada suhu dingin
o   Metilergonovin maleat (methergin) : ampul 0,2 mg/ml, tablet oral 0,2 mg
o   Metisergid maleat : tablet oral 2 mg.
o   Ergotamin tartrat : 1 atau 2 mg + 100 mg kafein.  

Oksitosin
*      Hipofisis posterior menyimpan dan melepaskan oksitosin dan hormon ADH
*      Oksitosin merangsang frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos uterus dan kelenjar mama
*      Efek ini tergantung dari kadar estrogen
*      Uterus imatur kurang peka terhadap oksitosin
*      Reseptor oksitosin terletak pada miometrium dalam membran plasma sel otot polos
*      Farmakokinetik :
o   Hasil baik pada pemakaian parenteral
o   Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut Efektif untuk pemberian tablet isap
o   Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase berfungsi mengaktifkan oksitoksin enzim tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
o   Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
o   Distribusi: PP rendah
o   Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
o   Eliminasi: ginjal
*      Farmakodinamik :
Efek pada Uterus:
·         Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
·         Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
·         Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
·         Infus oksitoksin perlu diamati menghindari tetani respon uterus meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu

Efek pada mamae:
·         Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel susu mengalir (ejeksi susu)
·         Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan
Efek Kardiovaskuler:
·         Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
·         Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke ekstremitas menurun, takikardi dan curah jantung menurun
Farmakodinamik:
·         IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
·         IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
·         Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
*      Indikasi :
Indikasi oksitosik
(1) Induksi partus aterm, (2) Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan, (3) Merangsang kontraksi uterus setelah operasi caesar maupun operasi uterus lain, (4) Induksi abortus terapeutik,    (5) Uji oksitosin, (6) Menghilangkan pembengkakan payudara

*      Kontraindikasi :
toksemia, disproporsi sefalofelfik, distres janin, hipersensitivitas, persalianan non vaginal yg telah diantisipasi, kehamilan (intranasal)
*       Interaksi: vasopresor, anestetik siklopropan
*       Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
*       Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
*       Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial, disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
*      Sediaan :
Suntikan pitocin brisi 10 unit USP/ml dapat diberikan IM atau IV
Semprot hidung berisi 40 unit USP/ml
Sub lingual berisi 200 unit USP per tablet

Prostaglandin
o    Ditemukan dalam ovarium, miometrium, darah mens
o    Post coitus juga ditemukan prostaglandin di vagina
o    Dalam tubuh terdapat berbagai macam prostaglandin dan tempat kerjanya berbeda-beda
o    Prostaglandin yang terdapat di uterus adalah PGE dan PGF.
o    Penggunaan PG di kebidanan terbatas pada PGE2 dan PGF2α.
o    Semua PGF merangsang kontraksi uterus baik hamil maupun tidak.
o    PGE2 merelaksasi jaringan uterus tidak hamil tetapi memmperlihatkan efek oksitosik lebih kuat dari pada PGF2α  pada kehamilan trimester II dan III
o    PGE2 dan 15-metil PGF2 meningkatkan suhu tubuh.
o    Dosis besar PGF2α menyebabkan hipertensi mlalui kontraksi pembuluh darah, sebaliknya PGE2 menimbulkan vasodilatasi.
o   Sediaan :
o   Karbopros trometamin : 15-metil PGF2α tersedia dalam bentuk suntikan 250 µg/ml.
o   Dinoproston : PGE2 tersedia dalam suppositoria vaginal 20 mg.
o   Gmeprost : analog alprostadil yang berefek oksitosik.
o   Sulproston : derivat dinoproston.        
o   Indikasi :
(1) Induksi partus aterm, (2) Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan, (3) Merangsang kontraksi uterus setelah operasi caesar maupun operasi uterus lain, (4) Induksi abortus terapeutik,    (5) Uji oksitosin, (6) Menghilangkan pembengkakan payudara

Indikasi oksitosik
n  Induksi partus aterm
Ø  10 unit oksitosin dilarutkan dalam 1 L dextrose 5 % = 10 mili unit/ml diberikan melalui infus dg kecepatan 0,2 ml/menit.
Ø  Jika tidak ada respon selama 15 menit kecepatan dinaikan sampai 2 ml/menit

n  Mengontrol PPP
Ø  Penggunaan oksitosin sudah tidak dianjurkan lagi
Ø  Penggunaan ergonovin atau metilergonovinlebih disukai karena toksisitasnya rendah, onset cept, durasi lama dosis 0,2 -0,3 mg IM atau 0,2 IV
Ø  Pilihan lain PGF2α  250 µg IM            
n  Abortus terapeutik
Ø  Abortus terapeutik pada kehamilan trimester I dilakukan dengna suction curretage.
Ø  Pada trimester II dilakukan dengan penyuntikan NaCl hipertonik 20 % ke dalam amnion.
Ø  Prostaglandin cukup efektif untuk menimbulkan abortus pada trimester II
Pmberian PGE2 20 mg dalam bentuk vaginal suppositoria memberikan hasil yang efektif
n  Uji Oksitosin (Challenge test)
Ø  Digunakan untuk menentukan ada tidaknya insufisiensi utero-plasenta.
Ø  Dilakukan terutama pada kehamilan dengan high risk, mis DM, Pre eklampsia dilakukan pada minggu terakhir sebelum persalinan.
Oksitosin diberikan per infus dengan kec 0,5 mili unit/menit kemudian ditingkatkan sampai terjadi kontraksi uterus tiap 3-4 menit.
n  Menghilangkan pembengkakan payudara
Pada gangguan ejeksi susu, oksitosin diberikan intranasal 2-3 menit sebelum anak menyusu.

            Referensi
  1. Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
  2. Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI
  3. Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC 
  4. Purwanto, SL., Istiantoro, Yati., Kurnia, Yasavati., Sembiring, SU., Effendi, R., & kamil (1992).
  5. Data obat di Indonesia edisi 8.Jakarta : PT Grafinda Jaya